Ahad, 28 Ogos 2011

Berbuke Pose Bersme Alumni SMK Batu Sepuluh~


Pada Sbtu yg lepas, bersamaan 27hb 8 2011, Alumni SMKBS de wt mjlis berbuke pose, so, ape lg ak pn join kn dri.... seronok nk jmpe akk2, abg2 n kenkwn yg len.... ramai yg dpt menghadirkn dri, begitu juge cikgu2.... coz time nie ramai yg da blik ke cni... msg2 pulang berhari rye bersme keluarge tersyg... memang meriah n besh jmpe kenkwn.... hee... Kami berbuke pose d CHEF NOODLE, masakannya memang sedap... wah.. nk mkn lg kt cni la... di cni wt bufet, 1 kepala rm 18... memang berbaloi2 la... mknnnya pn sdap2... oke, sila lihat pic kami~ hee


cik dayah, teman n cik khairani~

cik zaila, cik ikha n cik bella~


teruna2

beratur nk ambk mknn.. hee

put n adknya...

cik mira, cik azila n cik amynah~


cik mas, cik dayah n teman~


sblm blik, kami posing dlu...








Berbuke Pose Bersme Ex- SMK ACS Sitiawan~

Pada Sbtu yg lepas bersamaan 20hb 8 2011... Edzwani menjemput ramai kenkwn acs tuk join pose.. tp, x ramai juge yg hadir coz msg2 bz ngn kje n msh lg x blik ke cni... x dpt jmpe my lovely fren mse sek dlu.. xpe.. msh de yg len.. wlpn hanya sedikit yg dtp menghadirkan dri, msh meriah n seronok... mengenang kembali kenangan mse sek dlu... hehe... khairani yg byk berceloteh, kami tukang gelak jek.. smpy sakit perut teman~ hee.. Kami berbuke pose d HOTEL ORIENT STAR.. masakannyer.. bole la tahan.... 1 kepala rm 38, tp edzwani suh kami byor rm18 je, selebihnyer die blnje.. hee.. thanks wani... oke, tatap le pic kami ye~

kami ler...

syahirah, wani n amalina..

teman, faaizah n tpah..

kami ske tgkp gmbo~


posing lg~




Berbuke Pose Bersme Diowg~


Hari Sabtu, 13/8/11 lepas... teman wt event kt fb, ajk2 kenkwn tuk berbke bersme2... xbpe ramai sgt yg dpt dtg coz kenkwn len xdpt blik ke cni lg... huhu... kje n blajo jauh dr kluarge~ so, thanks to all yg dpt hadir mse tue.. kami berbke pose d HORIZON, ak booked 2 meja dgn 7 hidangan... masakkan di sne bole la tahan.... oke, nie pic kami d sne~


we all~

teman n syra~

syra, jaja n ain

epoi, taufiq n hadi

wawa, kak yah n epoi..

teman ler~ jmpt mkn..


posing lg~



Khamis, 4 Ogos 2011

Memahami Adab-Adab Puasa Ramadhan ~







Agar Ramadhan semakin indah dan bernilai di sanubari kita dan di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala, alangkah baiknya jika kita mengetahui dan mengkaji bersama diantara adab-adab dalam menjalankan puasa Ramadhan.



Dalam kitab-kitab fiqh, para ‘ulama membawakan beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam upaya meraih kesempurnaan puasa kita. Diantara adab yang disunnahkan oleh Rasulullah dalam menjalankan puasa Ramadhan, antara lain:



1. Makan Sahur.

Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan badan dalam puasa, serta menambah semangat untuk menunaikan puasa.



Dari Anas bin Malik , bahwa Rasulullah bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barokah” (HR. Bukhari No. 1923 dan Muslim No. 1095).



Dari Abdullah bin Al-Harits dari seorang sahabat Rasulullah : “Aku masuk menemui Nabi ketika itu beliau sedang makan sahur, beliau bersabda (yang artinya) : “Sesungguhnya makan sahur adalah barakah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan” [Hadits Riwayat Nasa'i 4/145 dan Ahmad 5/270 sanadnya shahih].



Rasulullah memerintahkan kita untuk makan sahur, karena hal ini merupakan pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahlul Kitab. Dari Amr bin ‘Ash , Rasulullah bersabda (yang artinya) : “Pembeda antara puasa kita dengan puasanya ahli kitab adalah makan sahur” [HR. Muslim 1096].



Allah Ta’ala dan Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. Mungkin barakah sahur yang tersebar adalah (karena) Allah Ta’ala akan meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi mereka dengan rahmat-Nya, malaikat Allah Ta’ala memintakan ampunan bagi mereka, berdo’a kepada Allah agar Allah Ta’ala mema’afkan mereka agar mereka termasuk orang-orang yang dibebaskan oleh Allah di bulan Ramadhan.



Dari Abu Sa’id Al-Khudri , Rasulullah bersabda (yang artinya) : “Sahur itu makanan yang barakah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya meneguk setengah air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur” .



Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala besar yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Dan sahurnya seorang muslim yang paling afdhal adalah kurma.



Bersabda Rasulullah : “Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma” (HR. Abu Daud 2/303, Ibnu Hibban 223, Baihaqi 4/237 ).



Barangsiapa yang tidak menemukan kurma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk bersahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena keutamaan yang disebutkan tadi, dan berdasarkan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr , dimana Rasulullah bersabda: “Makan sahurlah kalian, walaupun dengan seteguk air” (HR Ibnu Hibban 884/223).



Dalam melaksanakan sunnah yang mulia ini, kita perlu menandaskan dalam benak kita sebuah kaidah yang dituntunkan oleh Nabi bahwa sunnah dalam makan sahur adalah mengakhirkan waktunya sampai sesaat sebelum fajar. Hal ini sebagaimana dalil yang diriwayatkan oleh Anas dari Zaid bin Tsabit



“Kami makan sahur bersama Nabi kemudian beliau shalat” Aku tanyakan (kata Anas), “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid bin Tsabit d menjawab, “Kira-kira setara dengan (waktu) membaca 50 ayat Al-Qur’an”(HR. Bukhari 4/118, Muslim 1097).



Batasan waktu sahur adalah terbitnya fajar shiddiq, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala: “Dan makan minumlah sehingga terang kepadamu benang putih dari benang hitam yaitu fajar” [Al-Baqarah : 187] , dan juga hadits dari Ibnu Abbas , Rasulullah bersabda :”Fajar itu ada dua; Yang pertama tidak mengharamkan makan (bagi yang puasa), tidak halal shalat ketika itu. Yang kedua mengharamkan makan dan telah dibolehkan shalat ketika terbit fajar tersebut” (Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/210, Al-Hakim 1/191 dan 495, Daruquthni 2/165).



Dari sini jelaslah bagi kita, bahwa adanya kebiasaan mengumandangkan lafadz “Imsaak” di masjid-masjid sebagaimana yang kita dengar, adalah keliru. Karena batas akhir makan sahur adalah terbitnya fajar/dikumandangkannya adzan, bukan dikumandangkannya “Imsaak”. Adapun alasan untuk kehati-hatian (agar tidak kehabisan waktu sahurnya), maka tidak perlu kita terima karena tidak ada tuntunan maupun atsar (jejak sejarah) dari Nabi dan para shahabatnya .



Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah , Nabi bersabda: “Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan padahal gelas ada di tangannya, janganlah ia letakkan hingga memenuhi hajatnya” (HR. Ahmad 2/510, Hakim 1/203,205).



2. Menjaga dari hal-hal yang merusak nilai ibadah puasa.



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الصِّيَامَ لَيْسَ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ



“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, hanyalah puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu (ucapan sia-sia) dan rafats (ucapan kotor), maka bila seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu katakanlah: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”[Shahih, HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, lihat kitab Shahih Targhib]



عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لا تَسَابَّ وَأَنْتَ صَائِمٌ وَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ فَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ وَإِنْ كُنْتَ قَائِمًا فَاجْلِس



Dari Abu Hurairah dari Nabi ia bersabda: “Janganlah kamu saling mancaci (bertengkar mulut) sementara kamu sedang berpuasa. Maka bila seseorang mencacimu katakana saja: ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’, dan kalau kamu sedang berdiri maka duduklah.” [Shahih, HR Ibnu Khuzaimah: 3/241, Nasa'i dalam Sunan Kubra: 2/241]



Dan Rasulullah juga menyatakan:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya.” [Shahih, HR. Al-Bukhari].



3. Memperbanyak shadaqah, amal kebaikan, berbuat baik kepada orang lain.

Ibnu Abbas berkata, “Nabi adalah orang yang paling pemurah dalam kebaikan, apalagi di bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Dulu Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan sampai selesai. Nabi menghadapkan (mengajarkan) Al-Qur’an kepada Jibril. Jika beliau telah ditemui oleh Jibril –alaihis salam-, maka beliau menjadi orang yang paling pemurah dalam kebaikan dibandingkan angin yang terutus”. [HR. Al-Bukhari (1803)].



Puasa mendidik kita menjadi orang yang bertaqwa, dan ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah banyak bershadaqah atau berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun sempit.



"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran, 3:133-134)



Terutama adalah bershadaqah memberi makan oarang yang berbuka puasa.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ (رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صحيح)

“Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi, beliau berkata, “Hadits Hasan Shahih”)



4. Banyak berdoa selama berpuasa.

Dalam rangkaian ayat tentang puasa Ramadhan pada Al Quran surat Al Baqarah ayat 183-187, ada ayat khusus berdoa pada ayat 186 yang artinya:



"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah 2:186)



Allah subhanahu wata'ala menyelipkan ayat tentang doa pada ayat-ayat puasa agar selama kita berpuasa kita banyak berdoa, dan doa orang yang berpuasa itu lebih dekat dikabulkan, sebagaimana yang dirawikan oleh Imam Abu Daud at-Thayalisi dalam musnadnya, diterima daripada Abdullah bin Umar. Beliau berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bagi orang yang berpuasa itu, seketika dia berbuka adalah doa yang mustajab"



Dalam sebuah hadits dalam musnad Imam Ahmad dan Sunan an-Nasa'i dan Tirmidzi dan Ibnu Majah, diterima daripada Abu Hurairah ra, berkata dia: Berkata Rasulullah saw: "Bertiga yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya."



Dan tersebut lagi di dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh Bukhari dari Abu Hurairah: "Permohonan kamu akan dikabulkan oleh Tuhan , selama kamu tidak mendesak-desak. Dia berkata: Aku telah mendoa, tetapi doaku tidak diperkenankan."



Di dalam hadits lain pula, yang dirawikan oleh Bukhari dari hadits Abi Said al-Khudri, bahwa Nabi pernah bersabda: "Tidaklah mendoa muslim dengan doa, yang doa itu tidak dicampuri maksud jahat (dosa) atau memutuskan silaturahmi, melainkan pastilah doa itu akan dikabulkan Tuhan dengan menempuh satu dari tiga cara. Adakalanya doa itu diperkenankan dengan cepat, adakalanya disimpan dahulu untuk persediaannya di hari akhirat, dan aadakalanya dipalingkan daripadanya kejahatan yang seumpamanya."



Terutama sekali adalah pada saat berbuka puasa, doa berbuka puasa yang sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar , bahwa Rasulullah bersabda:



ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ.

“Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah.” [HR. Abu Dawud 2/306]



5. Menyegerakan berbuka puasa.

Ketika seorang telah melihat matahari tenggelam dengan sempurna, maka hendaknya ia segerakan; jangan ditunda, sekalipun belum terdengar adzan. Menyegerakan buka puasa merupakan kebaikan, karena ia adalah bentuk penyelisihan ahlul Kitab yang senang mengakhirkannya.



Nabi bersabda: لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan buka puasa”. [HR. Bukhari (1957), dan Muslim (1098)]



Ada dua sunnah Nabi yang kadang terlupakan ketika kaum muslimin berbuka, yaitu berbuka sebelum sholat maghrib, dan memakan ruthab (kurma basah lagi segar), atau kurma kering, atau air. Jangan sampai perut kosong sampai usai sholat maghrib.



Anas bin Malik juga berkata, : “Rasulullah berbuka dengan ruthab (kurma basah dan segar), sebelum beliau sholat. Jika tak ada ruthab, maka dengan tamr (kurma kering). Jika tamr juga tak ada,maka beliau meneguk beberapa teguk air”. [HR. Abu Dawud (2356), dan At-Tirmidziy (696). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalamAsh-Shohihah(2840)]



6. Menegakkan shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah.

Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang menunaikan shalat pada malam bulan Ramadlan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni."



Shalat tarawih disyari'atkan secara berjama'ah berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha : "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu malam keluar dan shalat di masjid, orang-orang pun ikut shalat bersamanya, dan mereka memperbincangkan shalat tersebut, hingga berkumpullah banyak orang, ketika beliau shalat, mereka-pun ikut shalat bersamanya, mereka meperbincangkan lagi, hingga bertambah banyaklah penghuni masjid pada malam ketiga, Rasulullah Shallalalhu 'alaihi wa sallam keluar dan shalat, ketika malam keempat masjid tidak mampu menampung jama'ah, hingga beliau hanya keluar untuk melakukan shalat Shubuh. Setelah selesai shalat beliau menghadap manusia dan bersyahadat kemudian bersabda (yang artinya) : “ Amma ba'du. Sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku khawatir diwajibkan atas kalian, sehingga kalian tidak mampu mengamalkannya".



[Hadits Riwayat Bukhari 3/220 dan Muslim 761]



7. Memperbanyak Membaca dan Mempelajari Al-Quran.

Ramadhan yang dikenal sebagai syahrul Qur'an adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kita untuk memperbanyak tilawah Al-Qur'an. Nama syahrul Qur'an yang melekat pada bulan Ramadhan adalah karena diturunkannya (permulaan) Al-Qur'an pada bulan ini. Sebagaimana firman-Nya:





شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

"Bulan Ramadhan, (yakni bulan) yang di dalam-Nya diturunkan Al-Qur'an" (QS. Al-Baqarah : 185)



Rasulullah sendiri memiliki agenda rutin pada bulan Ramadhan bersama Jibril, yakni tadarus. Artinya, Rasulullah membacakan Al-Qur'an yang telah diwahyukan kepada beliau di hadapan malaikat Jibril untuk diverifikasi (secara talaqqi) oleh Jibril, hingga lebih bisa dipastikan tidak ada kekeliruan satu huruf pun di dalamnya.



عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ



Dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an" (HR. Bukhari)



Maka tilawah Al-Qur'an, yang di hari biasa saja memiliki keutamaan yang luar biasa, apatah lagi di bulan Ramadhan di mana semua pahala amal kebaikan dilipatgandakan.



Rasulullah SAW bersabda:



مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ



"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi)



Beruntunglah jika kita memiliki sebuah komunitas atau jamaah yang memotivasi kita untuk memperbanyak tilawah Al-Qur'an di bulan Ramadhan, misalnya kesepakatan bersama yang menargetkan kita untuk khatam satu kali, dua kali atau lebih dalam bulan Ramadhan.



8. Mengoptimalkan Ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.


Dari Aisyah RA, “Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya (menjauhi wanita yaitu istri-istrinya karena ibadah, menyingsingkan badan untuk mencari Lailatul Qadar), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya. ”

(HR Bukhari 4/233 dan Muslim 1174).



Ramadhan, bulan yang selalu dirindukan oleh para pencari ampunan. Bulan ini benar-benar penuh ampunan dan berkah. Sehela nafas kita begitu mahal hingga tak boleh sia-sia begitu saja tanpa dzikir kepada Allah. Sedegup jantung kita begitu berarti hingga tak rela berdegup tanpa torehan amal soleh yang menyertainya.



10 hari terakhir yang tersisa di bulan Ramadhan ini ternyata memiliki keistimewaan yaitu terdapatnya malam Lailatul Qadr. Lalu, Apakah itu malam Lalilatul Qadr?

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”(QS al-Qadr:4-5)



Lalu kapan tepatnya malam Lailatul Qadr ini?


“Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan

Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim)



Malam yang begitu mulia ini adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, dalam artian seseorang yang beribadah di malam ini pahalanya lebih baik daripada ia beribadah seribu bulan.



Menyemarakkan 10 malam terakhir ini, Rasulullah saw biasanya menggiatkan ibadah-ibadahnya antara lain :

I’tikaf, yaitu berada di masjid. Rasulullah saw melakukan I’tikaf dan menjadikannya budaya yang tidak pernah beliau tinggalkan. Lebih baik lagi disertai dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat Qiyamul Lail, perbanyak tilawah Al-Qur’an dan dzikrullah. “Dari Ibnu Umar ra. ia berkata, Rasulullah SAW biasa beriktikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Rasulullah juga mengajarkan kita untuk berdzikir mengucap ”Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni ”(Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku) pada malam Lailatul Qadr.


Demikian adab puasa yang hendaknya kita perhatikan. Semoga puasa Ramadhan kita tahun ini lebih baik dari yang sebelumnya. Semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadah puasa kita, dan berkenan membalas amalan kita dengan sebaik-baik balasan di sisi-Nya kelak. Aamiin.



Wallahu 'alam bishshowab



O.F.A



(Ditulis berdasar ceramah Ustadz M. Arifin, LC di Masjid Jauharatul Madinah, dan dari berbagai sumber)



HAL-HAL YANG DIBOLEHKAN ORANG BERPUASA TETAPI DIANGGAP TIDAK BOLEH..







Sahabat Hikmah...

Ada di antara kita yang menganggap hal-hal di bawah ini adalah dilarang dalam berpuasa, padahal hal tersebut adalah dibolehkan, antara lain :



1. Memasuki waktu subuh dalam keadaan junub.

Diantara perbuatan Nabi adalah masuk fajar dalam keadaan junub karena jima’ dengan isterinya, beliau mandi setelah fajar kemudian shalat. Dari Aisyah dan Ummu Salamah -Radhiyallahu ‘anhuma- : “Sesungguhnya Nabi memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan isterinya, kemudian ia mandi dan berpuasa”. [HR. Bukhari 4/123, Muslim 1109].



2. Bersiwak/Menggosok gigi.

Rasulullah bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali wudlu”. [HR. Bukhari 2/311, Muslim 252].



3. Berkumur dan Istinsyaq (memasukkan air ke hidung).

Karena beliau berkumur dan ber-istinsyaq (memasukkan air ke hidung) dalam keadan puasa, tetapi melarang orang yang berpuasa berlebihan ketika ber-istinsyaq.

Rasulullah bersabda : “… Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan puasa”. (HR. Tirmidzi 3/146).



4. Bercengkrama dan mencium isteri.

Aisyah -Radhiyallahu ‘anha- berkata: “Adalah Rasulullah pernah mencium dalam keadaan berpuasa dan bercengkrama dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling bisa menahan diri” [HR. Bukhari 4/131, Muslim 1106].



Namun hal ini dimakruhkan bagi pasangan suami istri yang berusia muda dan tidak mengapa bagi pasangan suami istri yang telah tua. Sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu Anhu, dia bercerita : “Kami pernah bersama Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba ada seorang pemuda mendatangi beliau seraya berucap : ‘Wahai Rasulullah ! , bolehkan aku mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa? Beliau (Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam) menjawab : Tidak .!’ Kemudian ada orang tua seraya bertanya : ‘Apakah aku boleh mencium (istriku) sedang aku dalam keadaan berpuasa ?’ Beliau menjawab : ‘Boleh.!!’(selanjutnya) ‘Abdullah bercerita, “lalu sebagian kami saling berpandangan". Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang sudah tua itu bisa menahan nafsunya.” Hadits ini diriwayatkanoleh imam Ahmad melalui jalan Ibnu Luhai’ah dari Yazid bin Abi Habib, dari Qaishar at-Tujaibi darinya. Dan ketahuilah, berdasarkan keterangan yang ada,Sanad hadits ini adalah Dhoif, dikarenakan kedhoifan Ibnu Luhai’ah. Tetapi hadits ini mempunyai syahid atau penguat, yang diriwayatkan oleh at-Thabrani sehingga hadits ini menjadi Hasan. Demikian penjelasan yang kami kuitip darishifatu Shaumin Nabi fii Ramadhaan karya Syaikh Abu Usamah salim bin ‘Ied al Hilalai dan Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali Abdul hamid al-halabi.



5. Mengeluarkan darah, transfusi darah dan suntikan yang tidak mengandung makanan.

Selama kondisi kita baik-baik saja, dan tak membawa mudhorot bagi diri kita, setelah kita donor darah, maka diperbolehkan donor darah saat berpuasa. Selain itu jika kita disuntik namun suntikan yang tidak dimaksudkan sebagai makanan.maka hal ini juga diperbolehkan bagi orang yang berpuasa.



6. Berbekam.

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.



Dahulu berbekam merupakan salah satu pembatal puasa, namun kemudian dihapus dan telah ada hadits shahih dari Nabi, bahwa beliau berbekam ketika puasa. Hal ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbasd :“Sesungguhnya Nabi berbekam, padahal beliau sedang berpuasa” [HR. Bukhari 4/155].



7. Mencicipi makanan.

Hal ini dibatasi, yaitu selama tidak sampai di tenggorokan berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas : “Tidak mengapa mencicipi sayur atau sesuatu yang lain dalam keadaan puasa, selama tidak sampai ke tenggorokan” [HR. Bukhari secara mu'allaq 4/154]



8. Bercelak, memakai tetes mata dan lainnya yang masuk ke mata.



Semua hal tersebut tidaklah membatalkan puasa, baik barang tersebut terasa oleh kita maupun tidak. DanUntuk lebih jelasnya, dapat merujuk kepada kitab Zaadul Ma’aad karya al-Alamah Ibnu Qayyim al-Jauziyah (semoga Allah merahmatinya).



9. Mengguyurkan air ke atas kepala dan mandi.

Imam Bukhari menyatakan dalam kitab Shahihnya “Bab : Mandinya orang yang puasa”, Umar membasahi pakaiannya (dengan air untuk mendinginkan badannya karena haus ketika puasa) kemudian beliau memakainya ketika dalam keadaan puasa. As-Sya’bi masuk kamar mandi dalam keadaan puasa. Al-Hasan berkata : “Tidak mengapa berkumur-kumur dan memakai air dingin dalam keadaan puasa”.

Rasulullah mengguyurkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa karena haus atau kepanasan. [HR. Abu Daud 2365, Ahmad 5/376 sanadnya shahih].



Wallahu a'lam bishshowab.

Selamat memasuki bulan Ramadhan dan selamat beribadah..

58 mengenai istimewanya wanita~






1. Doa wanita lebih maqbul dari lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat dari lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”




2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang lelaki yang soleh.


3. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 orang wali.


4. Seorang wanita solehah adalah lebih baik dari 70 lelaki soleh.


5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis kerana takutkan Allah SWT dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.


6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS


7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa’ala mengangkatnya ke atas darjat, seperti darjatnya 40 orang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.


8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.


9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.


10. Dari ‘Aisyah r.ha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka merekaakan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”


11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.


12. Apabila memanggil akan engkau kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.


13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.


14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)


15. ‘Aisyah r.ha. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?” Jawab baginda, “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap lelaki ?” Jawab Rasulullah SAW. “Ibunya”.


16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.


17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).


18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.


19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.


20. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.


21. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.


22. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT


23. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.


24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.


25. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.


26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.


27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga baginya.


28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.


29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.


30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.


31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari sang suria akan meminta keampunan baginya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat untuknya.


32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang lelaki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya lapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.


33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulanglah ia, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya kerana mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.


34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.


35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.


36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.


37. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.


38. Jika wanita mengurut suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita mengurut suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.


39. Dari Hadrat Muaz ra.: Mana-mana wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.


40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanya yang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu kerana memuliakan dan menghormati suaminya).


41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Baginda dapati beberapa orang wanita dalam majlis itu. Baginda lalu bertanya, “Adakah kamu menyembahyangkan mayat ?” Jawab mereka,”Tidak”. Sabda Baginda “Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang lelaki.


42. Wanita yang memerah susu binatang dengan “Bismillah” akan di doa'kan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.


43. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “Bismillah” , Allah akan berkahkan rezekinya.


44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.


45. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi.”


46. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.”


47. “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam akan benang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khas untuknya di atas tahta di hari akhirat.”


48. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya ganjaran sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian.”


49. “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan jahat dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya.”


50. Sabda Nabi SAW: “Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberi minum akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat.”


51. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.


52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.


53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya (menjaga aurat) iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.


54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.


55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).


56. Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia mengembirakan engkau, jika engkau memerintah di ta'atinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya.


57. Dunia yang paling aku sukai ialah wanita solehah.


58. Rasulullah SAW bersabda bahawa, “Allah telah memberikan sifat iri (cemburu) untuk wanita dan jihad untuk lelaki. Jika seorang wanita melatih kesabarannya dengan iman dengan mengharapkan pahala dari sesuatu perkara yang menyebabkannya menjadi cemburu (iri hati), seperti misalnya suaminya menikahi istri kedua, maka ia akan menerima ganjaran seorang syahid”.




(Rujukan : Kanzul ‘Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahishti Zewar, Al-Hijab dan lain-lain.)




Wallahu'alam....




(sumber:hasnulhadiahmad.blogspot)